PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara
sederhana filsafat dapat diartikan sebagai suatu bidang kajian yang berusaha
memahami hakikat sesuatu secara mendalam. Demikian juga dengan filsafat
olahraga merupakan kajian sebagaimana filsafat pada umumnya, berusaha untuk
memahami hakikat, mempersoalkan suatu isu secara kritis, guna memperoleh
pengetahuan yang paling hakiki dalam bidang keolahragaan. Dalam bidang keolahragaan,
ada beberapa konsep daasar yang memerlukan pemahaman secara mendalam. Namun
sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu apa sebanarnya yang dimaksud
konsep.
Dalam
perkembangannya sampai saat ini, olahraga kian meluas dan memiliki makna yang
bersifat universal dan unik. Berawal dari sekedar kegiatan fisik yang
menyehatkan badan, mengisi waktu luang, dan media eksistensi diri, akhirnya
bergeser menjadi kegiatan yang multi kompleks, telah mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh fenomena-fenomena lain seperti politik, ekonomi, dan sosial
budaya.
Sebagai sebuah
fenomena global, olahraga terbukti memainkan peranan penting yang mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut. Olahraga dapat mempengaruhi berbagai
aspek nilai hidup dan kebidupan manusia, baik sebagai individu maupun
masyarakat, seperti nilai ekonomi, sosial, moral, politik, pendidikan, dan
lain-lain.
Dinamika olahraga
dan pengembangan nilai merupakan salah satu media yang positif untuk
mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan, salah satu diantaranya
mengembangkan nilai-nilai sosial. Sebab dalam olahraga syarat dengan sejumlah
aktivitas yang mencerminkan kehidupan yang sebenarnya, termasuk kehidupan dalam
kaitannya dengan nilai-nilai sosial.
Dinamika olahraga
dan pengembangan nilai memainkan peranan penting dalam hidup dan kehidupan
bermasyarakat. Nilai nilai dalam olahraga sangat terkait dengan tradisi budaya
masyarakat yang diwarisikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi
lainya. Karena itu, olahraga merefleksikan nilai-nilai sosial suatu masyarakat.
Terkait dengan dinamika olahraga dan
pengembangan nilai ini hal yang terkait adalah pembelajaran pendidikan jasmani
dan kesehatan. Penjaskes sebagai salah satu subsistem pendidikan yang wajib
diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Penjas menurut Melograno (1996) dan
AAHPERD (1999) adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna
dibanding bidang studi lainnya, karena melalui pendidikan jasmani seorang guru
dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik tidak hanya pada aspek fisik
dan psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif
dan sosial secara bersama-sama.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar
Belakang yang dikemukakan di atas maka dibuatlah rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Mengapa Sosiologi
Olahraga Diperlukan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
2.
Bagaimanakah
Peranan Olahraga Dalam pengembangan Nilai sosial?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu
1.
Untuk mengetahui
perlunya sosiologi olahraga dalam pendidikan jasmani dan olahraga
2.
Untuk Mengetahui
Peranan olahraga dalam pengembangan nilai-nilai sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Sosiologi
Olahraga, Penjas Dan Olahraga
a)
Defenisi
Sosiologi
Bapak Sosiologi Dunia
Auguste Comte (1798 – 1857) , anggapannya sosiologi terdiri dari
dua bagian pokok, yaitu sosial statistics dan sosial dynamics.
Sebagai sosial statistics sosiologi merupakan sebuah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sosial
dynamics meneropong bagaimana lembagalembaga tersebut berkembang dan
mengalami perkembangan sepanjang masa.
Beberapa
defenisi sosiologi pendidikan menurut beberapa ahli:
v Pengertian
Sosiologi menurut Max Weber(1864-1920)
Sosiologi adalah ilmu yang
berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial.
v Pengertian Sosiologi menurut F.G. Robbins, sosiologi
pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan
dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat
pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya
dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan
kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses
pendidikan.
Pada
dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi umum dan
sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum.
Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum, yaitu
menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya:
sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat kota, sosiologi agama,
sosiolog hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya.Jadi sosiologi pendidikan
merupakan salah satu sosiologi khusus.
Jadi pengertian
Sosiologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan manusia di lingkungannya,
mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang
disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan
seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu sosiologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu
dikenal sebagai Sosiologi olahraga. Penerapan sosiologi ke dalam bidang
olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri
seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan
faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari
soiologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan
prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.
b)
Defenisi
Pendidikan Jasmani
Definisi Pendidikan Jasmani ialah
pendidikan yang mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia yang berupa sikap
tindakan dan karya untuk diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan
kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.
Kata fisik
atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan (body).
Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik
jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan
fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess),
kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical
appearance).
Kata fisik
dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika kata
pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas
yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
(a) Nixon and
Cozens (1963: 51): Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang
dihasilkan individu dari respons tersebut.
(c) Bucher,
(1979)
: Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional
Definisi
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik,
kognitif, dan afektif.
c)
Defenisi Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah
gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau
rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu
ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di
Amerika Serikat)
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan
atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan
prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward
(1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari
rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak
baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada
kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan.
Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
Tujuan utama olahraga
bukanlah pembangunan fisik saja melainkan juga pembangunan mental dan
spiritual. Olahraga (Lama) ialah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan atas
pilihan sendiri yang bermaksud menguatkan diri baik phisik maupun psychis tanpa
mengharapkan suatu hasil materil tetapi mengharapkan kenaikan prestasi.
Olahraga (baru) ialah membentuk manusia Indonesia Pancasila yang fisik
kuat-sehat berprestasi tinggi, yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan
kerja yang kritis kreatif dan sejahtera. Jadi Olahraga ialah suatu usaha untuk
mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmaniah maupun
rokhaniah pada tiap manusia. Lebih tegas dikatakan bahwa olahraga untuk
mempertahankan existensi kemanusiaan dan untuk melakukan cita-cita hidup
bangsa. Olahraga merupakan pembentukan fisik dan mental
B.
Perlunya Sosiologi Olahraga Dalam Pendidikan
Jasmani dan Olahraga
Sosiologi
olahraga mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik
dengan manusia di lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang
kompleks. Sehingga dalam pertandingan seorang dapat meningkatkan kerjasama antara
dirinya dengan orang lain dengan mudah dan cepat berinteraksi dengan lingkungan
sekitar, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya
dapat berkembang. Mereka tidak mudah tegang dan cemas akan hasil
pertandingannya, dan mereka merasakan mudah berkonsentrasi. Keadaan ini
seringkali menyebabkan para atlet dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para
pelatih pun menaruh minat terhadap bidang sosiologi olahraga, khususnya dalam
bagaimana berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan.
Sosiologi
olahraga juga diperlukan agar seseorang dapat dengan mudah berfikir mengenai.
mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya
diketahui, latihan-latihan ketrampilan sosiologis dapat menolong tercapainya
tujuan tersebut.
C.
Peran dan kedudukan olahraga dalam
pengembangan nilai sosial.
Ada beberapa
pembahasan yang berkaitan dengan olahraga dan pengembangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan
Pembahasan tersebut antara lain:
1.
Olahraga dan
Perubahan Paradigma Hidup Manusia
Dalam rentang
sejarah manusia sampai saat ini, aktivitas olahraga dan bermain selalu
berhubungan secara integral dengan aspek sosial, politik, dan ekonomi. Di
negara Yunani misalnya, pemain dan kontes olahraga didasarkan pada kepercayaan
mitologi dan agama. Mereka memfokuskan pada minat para remaja pria dari
kalangan masyarakat terpandang. Sementara itu, produknya berimplikasi terhadap
terhadap dunia politik di luar perisitwa tersebut. Umumnya para atlet direkrut
dari masyarakat lapisan bawah dan dibayar atau diikutsertakannya. Proses profesionalisme
semacam ini terus berkembang hingga diresmikan asosiasi olahraga profesional
pada Tahun 1990. Seperti kita ketahui peristiwa-peristiwa keolahragaan bagi
masyarakat Romawi lebih menekankan pada hiburan bagi masyarakatnya. Peristiwa
olahraga yang digelar didesain untuk upacara dan persembahan bagi para pemimpin
politik dan juga untuk menenteramkan para pegawai di lingkungan pemerintah.
Untuk itu, Para atlet yang direkrut untuk perisitiwa olahraga sering kali
dipaksa untuk bertempur habis-habisan dalam menghadapi lawannya yang terkadang
lawanya itu adalah binatang buas. Tipe olahraga semacam ini berkembang cukup
lama di kerajaan Romawi. Kondisi ini berbeda dengan aktivitas olahraga di
Eropa. Selama abad pertengahan direfleksikan
pada jenis kelamin dan perbedaan status dalam masyarakat. Keterlibatan mereka
dalam aktivitas olahraga mengacu pada perwujudan diri sebagai
satria. Bagi kalangan atas atau orang-orang terhormat permainan
dan aktivitas olahraga telah berkembang menjadi aktivitas di waktu senggang.
Lainnya halnya selama awal revolusi industri, ruang untuk bermain yang secara umum telah membatasi keterlibatan aktivitas olahraga yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang kaya mulai bergeser ke olahraga prestasi. Pola semacam ini mulai berubah di Amerika Serikat selama pertengahan abad 19,
dan dalam perkembangan lebih jauh, mulai diorganisasikanya
dalam bentuk cabang-cabang olahraga yang mengarah pada olahraga prestasi.
Uraian singkat tersebut, menegaskan bahwa aktivitas olahraga telah memberi pengaruh pada kehidupan manusia, baik, kehidupan agama, mengisi waktu Luang (rekreasi), patriotisme, dan
prestasi. Bahkan dalam perkembangannya sampai sekarang, di negara-negara maju (khususnya Amerika) olahraga telah menjadi sebuah kegiatan kombinasi antara bisnis,
hiburan, pendidikan, latihan
moral, transfer teknologi, keperkasaan dan deklarasi politik. Namun demikian, olahraga juga menjadi kontes di mana orang mencari tantangan dan mencari
variasi hidup. Segala sesuatu telah menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam fenomena sosial dimasa lalu, masa
kini, dan masa yang akan datang.
2.
Antara
Golongan dan Mobilitas Sosial
Hubungan antara golongan dan olahraga tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, olahraga tidak dapat eksis jika orang
tidak punya waktu, uang, fasilitas, dan pengalaman oraganisasi. Orang punya uang dan kekuasaan dapat mengoraganisasi olahraga, karena olahraga memerlukan
dukungan ekonomi.
Pola keikutsertaan dalam olahraga di masyarakat merefleksikan dinamika dari hubungan antara kelompok. Sejauh ini, mereka sering mengkombinasikan dengan hubunganya antar jenis kelamin guna menciptakan kondisi. Hubungan antara golongan juga cukup berarti dalam mensponsori dan mempromosikan olahraga pada tingkat sekolah menengah. Krisis anggaran dalam penyelenggaraan olahraga di sekolah telah
bisa diatasi melalui pencarian sponsor.
Peluang karier dalam olahraga cukup eksis, tetapi jumlah atlet biasanya terbatas dan waktunya singkat. Peluang
lain, termasuk dalam hal
kepelatihan, kesehatan olahraga, pelatihan dan manajemen.
Peluang untuk menjadi atlet profeisonal sangat terbatas bagi
wanita dan kelompok minoritas. Seperti, kulit hitam jumlahnya terbilang sedikit yang meraih popularitas
dalam olahraga.
3.
Nilai Sosial dalam Olahraga Komersial
Olahraga komersil adalah jenis olahraga yang pelaksanaan diarahkan pada orientasi ekonomi. Olahraga komersial ini di bentuk oleh faktor-faktor ekonomi di mana uang menjadi mengemuka pada saat mereka tampil di pentas, dan tidak jarang hanya demi uang unsur sportifitas terabaikan. Alangkah baiknya apabila uang itu sebagai pemacu prestasi atlet dan bukan pemicu
kebobrokan atlet.
Sejauh ini, olahraga komersil telah mengglobal dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia. Olahraga komersial nampak telah menjadi bagian dari masyarakat masa kini. Perkembanganya
dipadukan dengan urbanisasi, industrialisasi, pengingkatan transportasi, dan
teknologi komunikasi.
Olahraga komersil merupakan bisnis yang unik. Pemilik dan sponsor adalah orang yang sukses dalam bisnis di mana
mereka mampu membayar atlet
berikut timnya sementara mereka Yang peroleh adalah kepuasan dan pengakuan publik. Investasi dalam olahraga seringkali beresiko, tetapi Investasi tersebut telah memberikan keuntungan secara meyakinkan untuk pemilik dan sponsor
yang memiliki hak monopoli terhadap atlet atau tim yang dipegangnya.
Olahraga komersial juga telah mengakses para atlet memasuki
panggung hiburan, para atlet dapat menghangatkan suasana ajang pertandingan berkaitan
dengan hak-hak dan penghasilan menjadi penting. Dalam olahraga profesional isu
mengenai hak-hak pemain telah menjadi perhatian utama. Hak
mereka terangkat gajipun meningkat. Gaji mereka akan semakin
bertambah dari televisi yang
menyiarkan pertandingan mereka.
4.
Dinamika Hubungan Olahraga dengan Media
Media merupakan produk budaya dan wujud dari konstruksi sosial. Media dibuat, diorganisasi, dan dikontrol oleh
manusia Yang ide-idenya
didasarkan pada pengalaman dan persfektif pada dunia. Olahraga dan media perkembangannya amat bergantung pada yang lain. Olahraga dan media dapat bertahan tanpa
yang lain, tetapi olahraga dan
media akan berbeda dari yang ada sekarang. Bentuk-bentuk komersial dari olahraga tidak akan tersebar luas tanpa dukungan media. Tanpa tayangan
olahraga melalui media, orang
akan sangat kecil memberikan perhatian terhadap
olahraga.
Media juga dapat bertahan tanpa olahraga. Tetapi akan terbatas,
khususnya surat kabar dan televisi. Sirkulasi surat kabar mungkin
akan turun, dan program televisi pada akhir pekan dan hari libur akan berkurang perhatianya dari
pemirsa. Lebih penting daripada mencoba untuk menentukan apakah olahraga
dan media asing akan bergantung adalah memahami cara-cara
menyatukan olahraga kedalam
kehidupan umat manusia. Hubungan yang saling
menguntungkan antara keduanya. Sejarah di Amerika utara memperlihatkan bahwa hubungan
antara olahraga dan televisi telah dikembangkan dalam konteks budaya yang lebih
luas, keuntungan komersial
media mendapatkan prioritas utama.
Pengaruh media
olahraga dalam kehidupan kita bergantung kepada seberapa banyak informasi tentang olahraga yang kita dapatkan melalui media tersebut dan berapa banyak kita
mendapatkan melalui pengalaman langsung. Pengalaman
langsung dengan olahraga mempengaruhi bagaimana kita menginterpretasikan dan menggunakan apa yang kita baca,
dengar, dan lihat di media. Untuk kepentingan banyak hal, kiranya Perlu
dilakukan penelitian dalam
sosiologi olahraga yang mengkaji tentang proses representasi olahraga yang terjadi melalui media, dan bagaimana penonton
televisi memanfaatkan pesan-pesan kehidupan yang terkandung dalam olahraga melalui media.
5.
Hubungan olahraga
dengan Politik
Olahraga merupakan bagian integral dari dunia sosial. Sebagai bagian dari dunia tersebut, olahraga dipengaruhi
oleh sosial, politik dan
ekonomi. Kehidupan umat manusia dan hubunganya dengan yang lain setidaknya terkait secara parsial dengan isu-isu kekuasaan dan kontrol. Untuk itu, politik
menjadi bagian dari olahraga
hanya oleh karena politik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia hal tersebut tidak dapat dihindarkan.
Intervensi pemerintah dalam olahraga sesungguhnya terkait dengan kebutuhan akan sponsor, organisasi dan fasilitas.
Fakta tersebut menunjukan bahwa olahraga adalah
bagian penting dari kehidupan masyarakat. Bentuk keterlibatan
pemerintah dalam olahraga adalah ingin merubah masyarakat, seperti:
(1) melindungi dan memelihara masyarakat, (2) mengembangkan
kemampuan fisik dan kebugaran jasmani masyarakat, (3) mengangkat harkat
dan martabat kelompokmasyarakat, (4) menanamkan rasa solidaritas
antar warga masyarakat, dan (5) meningkatkan legitimasi sistem politik dan
kekuasaan. Keterlibatan pemerintah yang terjadi di sebuah negara akan terkait langsung
dengan penyediaan fasilitas dan pemanfaatanya. Biasanya aturan dan kebijaknya ditentukan oleh pemerintah.
Peraturan,
kebijakan dan pendanaan oleh pemerintah merefleksikan perjuangan politik antara kelompok dalam masyarakat. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa orang akan selalu
untuk saat pemerinah terlibat,
tetapi dimaksudkan untuk saling menguntungkan antara pemerintah dan masyarakat. Contoh, saat dana diberikan untuk program olahraga elit, sedikit sekali dana
diberikan untuk program olahraga
massal. Tentu saja, prioritas dana dapat diperuntukan bagi olahraga massal daripada olahraga elit, titik persoalan tersebut seringkali menjadi bahan
perdebatan. Inilah proses politik yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dalam dunia olahraga dan
seringkali memunculkan polemik berkepanjangan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sosiologi olahraga mempelajari tentang
perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan manusia di lingkungannya,
mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Sehingga dalam pertandingan
seorang dapat meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan orang lain dengan
mudah dan cepat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik dalam hal fisik
maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya dapat berkembang.
2.
Peranan dan Kedudukan Olahraga dalam
Pengembangan Nilai Sosial
·
Olahraga dan Perubahan Paradigma Hidup Manusia
·
Antara Golongan dan
Mobilitas Sosial
·
Nilai Sosial dalam
Olahraga Komersial
·
Dinamika Hubungan
Olahraga dengan Media
·
Hubungan olahraga
dengan Politik
3.
Dinamika olahraga
dan pengembangan nilai memainkan peranan penting dalam hidup dan kehidupan
bermasyarakat. Nilai nilai dalam olahraga sangat terkait dengan tradisi budaya
masyarakat yang diwarisikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi
lainya. Karena itu, olahraga merefleksikan nilai-nilai sosial suatu masyarakat.
B.
Saran
1.
Sebagai insan
yang bergelut didalam dunia olahraga kita harus mengetahui dan memahami
sosiologi olahraga sebagai ilmu yang mampu membantu untuk mencapai tujuan dari
Olahraga.
2.
Nilai-nilai
positif dalam olahraga seyogyanya mampu direfleksikan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai nilai nilai luhur dalam kehidupan bermasyrakat.
3.
Fenomena-fenomena
sosial dalam olahraga harus lebih dipelajari dan dihayati sebagai ilmu sosial
yang kelak akan bermanfaat untuk mencapai sistem sosial yang ideal