Senin, 15 Juli 2013

Peranan Iptek Dalam Pengajaran Penjas dan Olahraga



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di zaman ini, perkembangan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang demikian mengagumkan telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatif atau kelemahan dari kemajuan Iptek, namun hal ini seolah diabaikan oleh manusia, faktanya tidak dipungkiri lagi Iptek dikembangkan setiap waktu dan banyak pula pengaruhnya dalam kehidupan. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat-perangakat mesin, seperti komputer, kendaraan, handphone, dan lain sebagainya.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalamkehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Salah satu perkembangan dunia Iptek yakni adanya pemanfaatan media internet yang saat ini bagian penting terutama dalam hal penyebaran informasi. Derasnya informasi yang dapat diperoleh dengan mudah dari media internet, membuat teknologi informasi yang satu ini sangat digemari oleh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, maupun praktisi. Semua informasi dunia luar maupun dalam negeri khususnya informasi olahraga dapat kita saksikan melalui layar monitor hanya pada tempat dimana kita tinggal.
Olahraga adalah salah satu bidang yang tidak luput dari pemanfaatan Iptek, yakni komputer. Bahkan perlu diketahui bahwa hubungan ilmu komputer dan olahraga sudah ada sejak tahun 1960. Peralatan olahraga, pengobatan, biomechanic, dan simulasi olahraga adalah salah satu contoh diantaranya.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana perkembangan Iptek dalam kehidupan masyarakat?
2.    Bagaimana konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
3.    Bagaimana peran Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga?

C.      Tujuan Penyusunan
Sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, maka adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut sebagai berikut :
1.    Untuk memahami perkembangan Iptek dalam kehidupan masyarakat
2.    Untuk mendeskripsikan defenisi dan konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
3.    Untuk memahami peran Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga

D.      Manfaat Penyusunan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.    Memberikan pengetahuan yang lebih lebih luas tentang perkembangan Iptek
2.    Memberikan penjelkasan mengenai konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
3.    Memberikan pemahaman tentang peran Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
4.    Menjadi bahan rujukan atau referensi bagi pembuatan makalah selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat membuat segalanya menjadi semakin mudah dan cepat. Akses untuk mendapat suatu informasi dengan adanya bantuan teknologi menjadi sangat mudah dan cepat dan tidak dapat dipungkiri sangat membantu dalam kehidupan pribadi setiap individu. Perkembangan Iptek tersebut terjadi karena seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Dalam berbagai bidang, perkembangan Iptek memberi pengaruh yang sangat penting. Dalam dunia pendidikan misalnya. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Selain itu, munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada dampak negatifnya. Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi.

B.       Konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Terdapat beberapa teori tentang konsep pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Singer, Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh (melibatkan otot-otot besar) yang dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan, antara lain belajar sosial, intelektual, keindahan, dan kesehatan.
Menurut Syarifudin (1997), mengungkapkan bahwa konsep pendidikan jasmani mencakup empat komponen, antara lain:
  1. Komponen Organik, merupakan gambaran aspek fisik dan psikomotor dan harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantng dan otot.
  2. Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tentang aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan lain-lain.
  3. Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif.
  4. Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadanan dengan afektif.
Dari keempat konsep pendidikan jasmani yang telah disampaikan, kemudian dikenal dengan istilah learning by moving. Secara harfiah, istilah tersebut berarti belajar melalui gerak. Makna yang lebih luas adalah kita belajar melalui gerak dengan pendidikan jasmani. Bukan belajar untuk bergerak yang selama ini menjadi persepsi kebanyakan orang.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain kependidikan, psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti dengan pepatah “men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas sendiri. Masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani disekolah-sekolah, sehingga proses pembelajaran penjas disekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena ironisnya, justru program pendidikan jasmani dikita masih tidak ditekankan kemana-mana. Itu karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program penjas dipandang tidak penting sama sekali.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik. Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.

C.      Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia di berbagai aspek, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran. Namun dalam realita yang terjadi, masih ada di antara guru yang menerapkan pembelajaran tanpa memberdayakn potensi yang dimilikinya secara utuh serta masih minim dalam menggunakan media yang ada sementara materi-materi dalam Pendidikan Jasmani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam arti teori melainkan juga praktek di lapangan. Hal ini akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif dan efisien. Padahal dengan menggunakan media yang ada sebagai dampak dari perkembangan Iptek maka siswa akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Misalnya, dengan memanfaatkan alat pengukur ketahanan berlari setelah siswa mengetahui teori tentang alat tersebut.
Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen utama dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha memahami tantangan dan masalah yang akan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani pada masa depan merupakan upaya yang baik untuk mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani di era globalisasi.
Dalam perkembangan Iptek selanjutnya, teknologi yang ada membuat aktivitas olah raga tidak lagi menjadi kegiatan berat. Berbagai alat bantu, mulai dari baju yang menyerap keringat, hingga sepatu yang ringan digunakan, siap menjadi "senjata-senjata" pendukung.
Pencapaian rekor di suatu cabang, misalnya. Hal ini idak semata lahir dari kekuatan manusia saja. Teknologi yang lebih menentukan penambahan prestasi dari atlet yang menggunakan teknologi itu.
Kini teknologi sudah menjadi bagian dari olahraga. Seorang atlet tampil perkasa di ajang dunia, tak hanya karena dia memiliki kemampuan. Juga karena ditunjang dengan faktor yang lain, seperti teknologi, dan mengetahui kekuatan lawan. Kompetisi olahraga modern layaknya seperti medan perang.
Sebagai contoh kita ambil baju renang Speedo LZR Racer. Speedo LZR Racer yang dirancang NASA badan antariksa AS. Di arena renang, body suit tersebut menjadikan pembalap mampu meningkatkan kecepatan bergeraknya untuk meraih waktu terbaik, karena meminimalkan hambatan (drag) yang terjadi di dalam air. Saat tim renang AS melakukan uji coba menjelang Olimpiade dengan menggunakan pakaian renang tersebut, dua perenang andalan mereka, Michael Phelps dan Katie Hoff mampu mencetak rekor baru dunia, masing-masing pada nomor 400 m gaya ganti perorangan putra dan putri.
Selain itu juga masih ada lagi, contohnya sepatu sepak bola yang di gunakan oleh Cristiano Ronaldo. Produk Nike meluncurkan sepatu khusus berteknologi tinggi untuk C. Ronaldo, agar dapat mempercepat saat lari di lapangan rumput, karena sepatu ini memiliki system pegas di gigi sol bawah sepatu. Selain itu juga sepatu ini cocok mengontrol bola untuk kaki cepat. Sepatu sepak bola ini dirancang dengan baik. Sepatu ini terbuat dari bahan karbon komposit. Tidak seperti dahulu, sepatu sepak bola hanya di disain bergigi agar tidak licin di lapangan berumput. Sepatu sepak bola dahulu tidak begitu mementingkan ke-efektifitasannya. Tidak hanya peralatan yang di pakai seseorang untuk melengkapi saat ber-olahraga, seperti hal-nya di dunia balap F1, setiap tim berlomba-lomba teknologi aerodinamik. Hal ini sangat berpengaruh ketimbang mesinya itu sendiri. Pada zaman dahulu, memang benar orang berlomba kecepatan dengan kekuatan mesin. Tetapi pada zaman sekarang tak hanya kekuatan mesin saja, melainkan sayap-sayap di mobil ini sangat perlu.
Dalam dunia sepak bola pun juga telah disisipkan penggunaan Bola ber-microchip, Sepatu Detektor, Techno wear, dan sebagainya. Hal ini karena prinsip yang menjadi landasan pengaplikasian teknologi dalam sepakbola adalah bahwa teknologi tidak akan pernah berbuat curang.
Dan salah satu dampak dari peran Iptek tersebut, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang bekerjasama dengan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) kini sudah memiliki sebuah laboratorium olahraga.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.    Pendidikan jasmani terkandung manfaat yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga mental dan sosial. Peran Pendidikan Jasmani yang sangat penting yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
2.    Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi dan misi IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya yang ada.
3.    Perburuan prestasi olahraga untuk mencapai citius, altius, fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat), tidaklah mungkin bisa dicapai secara maksimal tanpa melibatkan perkembangan teknologi perlengkapan olahraganya. Begitupula adanya media yang dapat menciptakan pembelajaran efektif serta efisien menjadi salah satu peran Ilmu Pengetahuan dan Teknolog (Iptek) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
B.     Saran
1.      Untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, maka diharapkan pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
2.      Teknologi yang ada hendaknya digunakan sebagaimana mestinya, tanpa menyalahgunakan.
3.      Diharapkan keprofesionalan guru untuk menggunakan media ada untuk menunjang kesuksesan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ikhwanuddin Syarif (ed). (2001) Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia baru, 70 tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed. Jakarta: Grasindo, 2001.
Rusli Lutan (ed)., (2001) Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV.
Berdua Satutujuan.
Syarifudin. 1997. Pokok-pokok Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar