BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di zaman ini, perkembangan
dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) yang
demikian mengagumkan telah membawa manfaat yang luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatif atau
kelemahan dari kemajuan Iptek, namun hal ini
seolah diabaikan oleh manusia, faktanya tidak dipungkiri lagi Iptek dikembangkan setiap waktu dan banyak pula pengaruhnya dalam kehidupan. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat-perangakat
mesin, seperti komputer, kendaraan, handphone, dan
lain sebagainya.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita
hindari dalamkehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat
diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif
bagi manusia.
Salah satu perkembangan dunia Iptek yakni adanya pemanfaatan media internet
yang saat ini
bagian penting terutama
dalam hal penyebaran informasi. Derasnya
informasi yang dapat diperoleh dengan mudah dari media internet, membuat
teknologi informasi yang satu ini sangat digemari oleh lapisan masyarakat, baik
masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, maupun praktisi. Semua informasi dunia
luar maupun dalam negeri khususnya informasi olahraga dapat kita saksikan
melalui layar monitor hanya pada tempat dimana kita tinggal.
Olahraga adalah salah satu bidang yang
tidak luput dari pemanfaatan Iptek, yakni komputer. Bahkan perlu
diketahui bahwa hubungan ilmu komputer
dan olahraga sudah ada sejak tahun 1960. Peralatan
olahraga, pengobatan, biomechanic, dan simulasi olahraga adalah salah satu
contoh diantaranya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang, masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
perkembangan Iptek dalam kehidupan masyarakat?
2.
Bagaimana
konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
3.
Bagaimana peran
Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
C.
Tujuan Penyusunan
Sehubungan
dengan masalah yang akan dibahas,
maka adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut
sebagai berikut :
1.
Untuk memahami
perkembangan Iptek dalam kehidupan masyarakat
2.
Untuk mendeskripsikan
defenisi dan konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
3.
Untuk memahami
peran Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
D.
Manfaat Penyusunan
Adapun manfaat
yang dapat diperoleh dari penyusunan
makalah
ini yaitu :
1. Memberikan
pengetahuan yang lebih lebih luas tentang perkembangan
Iptek
2. Memberikan penjelkasan
mengenai konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
3. Memberikan
pemahaman tentang peran Iptek dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
4. Menjadi
bahan rujukan atau referensi bagi pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat membuat segalanya menjadi semakin mudah dan cepat. Akses untuk mendapat suatu informasi
dengan adanya bantuan teknologi menjadi sangat mudah dan cepat dan tidak dapat
dipungkiri sangat membantu dalam kehidupan pribadi setiap individu. Perkembangan
Iptek tersebut terjadi karena seseorang menggunakan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Dalam berbagai bidang, perkembangan Iptek memberi pengaruh yang sangat
penting. Dalam dunia pendidikan misalnya. Munculnya media massa, khususnya
media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini
adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Selain itu, munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang
memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi
yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat
abstrak.
Meskipun
teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan
masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada dampak negatifnya. Semua itu kembali kepada individu
yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa
teknologi.
B.
Konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Terdapat
beberapa teori tentang konsep pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Singer, Pendidikan
jasmani merupakan pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas
jasmani yang medianya gerak tubuh (melibatkan otot-otot besar) yang dirancang
untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan, antara lain belajar sosial,
intelektual, keindahan, dan kesehatan.
Menurut
Syarifudin (1997), mengungkapkan bahwa konsep pendidikan jasmani mencakup empat
komponen, antara lain:
- Komponen Organik, merupakan gambaran aspek fisik dan psikomotor dan harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantng dan otot.
- Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tentang aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan lain-lain.
- Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif.
- Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadanan dengan afektif.
Dari keempat
konsep pendidikan jasmani yang telah disampaikan, kemudian dikenal dengan istilah
learning by moving. Secara harfiah, istilah tersebut berarti belajar
melalui gerak. Makna yang lebih luas adalah kita belajar melalui gerak dengan
pendidikan jasmani. Bukan belajar untuk bergerak yang selama ini menjadi
persepsi kebanyakan orang.
Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai
sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai
seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani ini
harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistic tubuh jiwa ini termaksud
pula penekanan pada ketiga domain kependidikan, psikomotor, kognitif, dan
afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai
proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya,
dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti dengan pepatah
“men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep
holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini
bersifat dominant dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas
sendiri. Masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap
peranan dan fungsi pendidikan jasmani disekolah-sekolah, sehingga proses
pembelajaran penjas disekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program
yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia,
penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena ironisnya, justru
program pendidikan jasmani dikita masih tidak ditekankan kemana-mana. Itu
karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program penjas
dipandang tidak penting sama sekali.
Pendidikan
jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam
pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan
karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau
perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang
lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain
dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman
emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani
dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan
memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik. Pantas
rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan
olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia
seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang
behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.
C.
Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan Jasmani dan
Olahraga
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia di berbagai aspek, tidak terkecuali dalam proses
pembelajaran. Namun dalam realita yang
terjadi, masih ada di antara guru yang menerapkan pembelajaran tanpa
memberdayakn potensi yang dimilikinya secara utuh serta masih minim dalam
menggunakan media yang ada sementara materi-materi dalam Pendidikan
Jasmani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam
arti teori melainkan juga praktek di
lapangan. Hal ini akan menyebabkan
pembelajaran menjadi kurang efektif dan efisien. Padahal dengan menggunakan
media yang ada sebagai dampak dari perkembangan Iptek maka siswa akan lebih
mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru sehingga akan tercipta
pembelajaran yang efektif dan efisien. Misalnya, dengan memanfaatkan alat
pengukur ketahanan berlari setelah siswa mengetahui teori tentang alat tersebut.
Guru pendidikan jasmani merupakan
salah satu komponen utama dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha
memahami tantangan dan masalah yang akan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani
pada masa depan merupakan upaya yang baik untuk mengembangkan profesionalisme
guru pendidikan jasmani di era globalisasi.
Dalam perkembangan Iptek selanjutnya, teknologi yang ada membuat aktivitas olah raga tidak lagi menjadi kegiatan berat. Berbagai
alat bantu, mulai dari baju yang menyerap keringat, hingga sepatu yang ringan
digunakan, siap menjadi "senjata-senjata"
pendukung.
Pencapaian
rekor di suatu cabang, misalnya. Hal ini idak semata lahir dari kekuatan manusia
saja. Teknologi yang lebih menentukan penambahan prestasi dari atlet yang
menggunakan teknologi itu.
Kini teknologi sudah menjadi bagian
dari olahraga. Seorang atlet tampil perkasa di ajang dunia, tak hanya karena
dia memiliki kemampuan. Juga karena ditunjang dengan faktor yang lain, seperti
teknologi, dan mengetahui kekuatan lawan. Kompetisi olahraga modern layaknya
seperti medan perang.
Sebagai contoh kita ambil baju
renang Speedo LZR Racer. Speedo LZR Racer yang dirancang NASA badan antariksa
AS. Di arena renang, body suit tersebut menjadikan pembalap mampu meningkatkan
kecepatan bergeraknya untuk meraih waktu terbaik, karena meminimalkan hambatan
(drag) yang terjadi di dalam air. Saat tim renang AS melakukan uji coba
menjelang Olimpiade dengan menggunakan pakaian renang tersebut, dua perenang
andalan mereka, Michael Phelps dan Katie Hoff mampu mencetak rekor baru dunia,
masing-masing pada nomor 400 m gaya ganti perorangan putra dan putri.
Selain itu juga
masih ada lagi, contohnya sepatu sepak bola yang di gunakan oleh Cristiano
Ronaldo. Produk Nike meluncurkan sepatu khusus berteknologi tinggi untuk C.
Ronaldo, agar dapat mempercepat saat lari di lapangan rumput, karena sepatu ini
memiliki system pegas di gigi sol bawah sepatu. Selain itu juga sepatu ini
cocok mengontrol bola untuk kaki cepat. Sepatu sepak bola ini dirancang dengan
baik. Sepatu ini terbuat dari bahan karbon komposit. Tidak seperti dahulu, sepatu sepak bola
hanya di disain bergigi agar tidak licin di lapangan berumput. Sepatu sepak bola
dahulu tidak begitu mementingkan ke-efektifitasannya. Tidak hanya peralatan yang di pakai
seseorang untuk melengkapi saat ber-olahraga, seperti hal-nya di dunia balap
F1, setiap tim berlomba-lomba teknologi aerodinamik. Hal ini sangat berpengaruh
ketimbang mesinya itu sendiri. Pada zaman dahulu, memang benar orang berlomba
kecepatan dengan kekuatan mesin. Tetapi pada zaman sekarang tak hanya kekuatan
mesin saja, melainkan sayap-sayap di mobil ini sangat perlu.
Dalam dunia sepak bola pun juga telah disisipkan penggunaan Bola
ber-microchip, Sepatu
Detektor, Techno
wear, dan sebagainya. Hal ini
karena prinsip
yang menjadi landasan pengaplikasian
teknologi dalam sepakbola
adalah bahwa teknologi tidak akan pernah berbuat curang.
Dan salah satu dampak dari peran Iptek tersebut, Universitas
Nusa Cendana (Undana) Kupang bekerjasama dengan Kementerian Negara Pemuda dan
Olahraga (Kemenegpora) kini sudah memiliki sebuah laboratorium olahraga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pendidikan
jasmani terkandung manfaat yang tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga
mental dan sosial. Peran Pendidikan Jasmani yang sangat penting yakni memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara
sistematis.
2.
Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman
dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Visi dan misi IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya yang ada.
3.
Perburuan prestasi olahraga untuk mencapai citius,
altius, fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat), tidaklah mungkin
bisa dicapai secara maksimal tanpa melibatkan perkembangan teknologi
perlengkapan olahraganya. Begitupula
adanya media yang dapat menciptakan pembelajaran efektif serta efisien menjadi
salah satu peran Ilmu Pengetahuan dan Teknolog (Iptek) dalam Pendidikan Jasmani
dan Olahraga
B.
Saran
1.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, maka diharapkan pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui
suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
2.
Teknologi
yang ada hendaknya digunakan sebagaimana mestinya, tanpa menyalahgunakan.
3.
Diharapkan
keprofesionalan guru untuk menggunakan media ada untuk menunjang kesuksesan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin dan Muhadi. (1992). Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ikhwanuddin Syarif (ed). (2001) Pendidikan untuk
Masyarakat Indonesia baru, 70 tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed.
Jakarta: Grasindo, 2001.
Rusli Lutan (ed)., (2001) Olahraga dan Etika Fair
Play. Direktorat
Pemberdayaan
IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV.
Berdua
Satutujuan.
Syarifudin.
1997. Pokok-pokok Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar