A.
Pengertian
Karakter dan Olahraga
1)
Pengertian
Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak
jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter
jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut
dengan berkarakter mulia.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa
Dekdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter, adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, dan berwatak.
Individu yang berkarakter baik atau unggul
adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan
YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional
pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (Pengetahuan) dirinya dan disertai
dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
2)
Pengertian
Olahraga
Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah
gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau
rombongan. Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti
berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses
sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
B.
Jenis-Jenis
Karakter Manusia
1)
Tipe Sanguin
Tipe Sanguin adalah tipe yang paling terbuka
diantara semua tipe perangai. Bahkan tipe ini dapat disebut super terbuka.
Orang Sanguin adalah orang yang suka berbicara mudah menyesuaikan diri ramah
hangat dan penuh humor dan responsive. Tipe Sanguin tidak tahan melihat orang
asing didepan mereka tanpa memberi tanggapan kepadanya. Orang Sanguin adalah
orang yang suka bergaul dan spontan. Mereka jarang kwatir akan masa depan dan
masa lalu, mereka menikmati lebih banyak kegembiraan dari hari-hari yang
dilaluinya dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya. Orang Sanguin biasanya bukan
pemikir berat , mereka menafsirkan kejadian –kejadian yang ada dengan cepat.
Kadang-kadang mereka mendapat kesulitan karena jarang mengantisipasi dari
pilihan itu atau tindakan mereka. Perasaan mereka mempunyai peranan yang sangat
dominan didalam segala sesuatu, sehingga mereka cenderung membuat
keputusan-keputusan yang bersifat emosional. Belajar dari pengalaman,
keputusan-keputusan yang bersifat emosional hampir selalu merupakan
keputusan-keputusan yang buruk.
Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang
hatinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada
orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung impulsive, yaitu orang yang
bertindak sesuai emosi atau keinginannya.
2)
Tipe Kolerik
Tipe kolerik adalah juga tipe terbuka tetapi
biasanya tingkat keterbukaannya lebih rendah daripada tipe Sanguin yang super
terbuka. Orang Kolerik adalah juga orang yang aktif, semangat pekerja keras,
ambisius, motivator bagi orang lain. Karena sifatnya yang berkemauan keras
mandiri dan berpendidikan keras, orang kolerik cenderung keras kepala. Kompromi
merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka kecuali kompromi itu bermanfaat
bagi tujuan yang mereka miliki. Mereka mempunyai tujuan untuk segala sesuatu
dari kesehatan jasmani sampai tingkah laku anak. Mereka adalah tipe yang suka
mengambil alih , yang suka memerintah orang-orang lain disekeliling mereka,
tidak peduli apakah ornag itu menyukainya atau tidak. Orang Kolerik tidak
pernah untuk mencoba untuk tidak menguasai suatu situasi dan mereka hidup penuh
dengan pertentangan. Bagian dari sifat dasar mereka yang belum berkembang
adalah emosi mereka. Mendapatkan persetujuan dari mereka hampir merupakan hal
yang tidak mungkin. Mencapai tujuan mereka adalah ambisi bagi orang Kolerik,
dan beberapa orang Kolerik mendapatkan reputasi mereka dengan memperalat orang
lain.
Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang
dikatakan berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang
mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa
melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas yang
diembannya. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan
untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap
penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.
3)
Tipe Melankolik
Tipe yang paling berbakat dari semua tipe
adalah tipe Melankolik sekalipun mereka tipe paling akhir yang menghargai bakat
mereka sendiri. Tipe Melankolik mempunyai sifat dasar yang tertutup. Mereka
sering mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan bersifat estetis yang
mendalam sehingga mereka lebih menghargai seni dibandingkan dengan perangai
yang lainnya. Tipe Melankolik cenderung suka murung dan mudah putus. Orang
Melankolik dilahirkan sebagai orang pefeksionis, sering meremehkan diri mereka
sendiri untuk tidak tidak melakukan dengan lebih baik walaupun pada
kenyataannya produktivitas mereka lebih daripada kebanyakan perangai lainnya.
Mereka adalah orang yang mau mengorbankan diri sendiri, serius, dan takut akan
kegagalan. Mereka mempunyai sifat dasar yang teliti, hidup dengan tantangan
atau visi untuk menginvestasikan hidup mereka, tetapi jarang dapat menghasilkan
sendiri.
Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi
dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah
seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat,
sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang
memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali
dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya
sehari-hari adalah perasaan murung.
4)
Tipe Plegmatik
Tipe Plegmatik merupakan orang yang tertutup
yang sangat diam, tidak menuntut kalem dan lambat. Mereka tidak pernah menjadi
gelisah membuat malu diri mereka sendiri dengan meminta maaf untuk segala
sesuatu yang telah mereka katakana. Mereka jarang mengeluarkan ide-ide atau
perasaan jika mereka tidak yakin mereka tidak akan melukai atau menyakiti orang
lain. Orang plegmatik merupakan orang yang sangat baik dengan sifat yang
bahagia dan menyenangkan. Banyak yang dari mereka sangat lucu karena mereka
mempunyai daya humor. Mereka dilahirkan dengan bakat diplomat dan pembawa
damai, mereka dicintai oleh anak-anak. Orang-orang Plegmatik merupakan teman
yang menyenangkan dan tidak menakutkan, dua dari kelemahan mereka yang utama
adalah rasa takut dan egois, walaupun mereka menunjukkan sikap ini dengan
sangat diplomatis sehingga bahkan beberapa teman baik mereka tidak mengenal
mereka.
Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung
tenang, dari luar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih
atau senang. Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini
memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif
sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan
masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia
cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan
pintas yang paling mudah dan gampang.
C.
Faktor Penentu
Karakter Manusia
1)
Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu.
Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks,
tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya
dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa
orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan
psikologis bawaan dari individu.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang
kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa
sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan
dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa
sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi
faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
2)
Faktor
Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar
terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan
dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan
pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu
sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya
memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika
Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan
etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku,
sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung
ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam
budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta
memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
D.
Karakter dalam
Olahraga
1.
Peranan Olahraga
dalam membangun karakter
Menurut beberapa
ahli, cara yang efektif dan umum untuk membahas karakter, adalah dengan
mengetahui apa itu, dari mana berasal atau dengan pendekatan bawaan (Bredemeier
& Shields, 1995).
Orang dengan
karakter moral yang baik datang untuk memiliki tingkat kebajikan yang luas dan
rela ditempatkan untuk melakukan keinginannya baik untuk jangka panjang maupun
untuk jangka pendek (Arnold, 2001). Contoh, seseorang dengan karakternya
menampilkan bawaan respek, integritas, jujur, bertanggungjawab, berani, adil,
kasih sayang dan memihak. Bredemeier dan Shields (1995) menggambarkan karakter
olahraga dengan empat kebijakan: kasih sayang, adil, sportif, dan integrative,
serta percaya bahwa kepemilikan terhadap sifat-sifat atau kebijakan tersebut
memfasilitasi penampilan konsisten tindakan moral dalam olahraga (Bredemeier
& Shields, 1995).
Dalam dunia
olahraga, banyak pelatih yang berhasil telah mengajarkan kepribadian dan
kebajikan karakter dalam olahraga dengan waktu yang sangat lama. Pelatih basket
legendary di UCLA, John Wooden (Wooden & Jamison, 1997), menyatakan tentang
pentingnya karakter dan karakter apa yang harus dilakukan seorang atlit dengan
menyatakan “kemampuan akan mangantarkan kamu ke puncak dan menguasai karakter
akan menjaga kemampuan itu” (h. 199) Dia juga mengatakan, “Harus lebih
memperhatikan karakter daripada reputasimu, karena reputasi kamu adalah apa
yang orang pikirkan tentang kamu, sementara karakter adalah kamu yang
sesungguhnya” (h. 199).
Karakter
dapat diajarkan dan dipelajari dalam setting olahraga. Pengalaman olahraga dapat
membangun karakter, kecuali jika lingkungannya dibentuk, dinyatakan, dan
direncanakan untuk mencapai tujuan mengembangkan karakter. Jenis lingkungan ini
harus memasukkan semua orang seperti pelatih, official, orang tua, pemain dan
lain-lain yang menjadi pelaku dalam setting olahraga tersebut.
Coakley
(2001) telah merekomendasikan sebuah setting olahraga yang menempatkan pemain
mendapatkan penghargaan lebih dari cara mereka bermain, sportsmanship, melebihi
penghargaan dari kemenangan dan kekalahan yang mereka alami. Hellison (2003),
Parker dan Stiehle (2004) sungguh percaya bahwa karakter positif dapat dan
harus diajarkan dan dipelajari dalam setting aktifitas olahraga. Program
olahraga pada semua level dapat dirancan g secara khusus untuk mengembangkan baik
gayahidup aktif maupun karakter positif (Alberts, 2003).
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Olahraga merupakan media yang mampu membangun
karakter seseorang yang baik jika pelaku olahraga memahami nilai-nilai yang
dikandung dalam olahraga atau dengan kata lain falsafah olahraga dengan baik.
Jika seorang atlet sudah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga
dan mengaplikasikannya dalam pertandingan maka dia akan mencapai puncak
kejayaan dalam berolahraga baik dari segi prestasi bagitupula dari segi moral.
B.
Saran
Agar pelaku olahraga memahami nilai-nilai dan
falsafah olahraga sehingga akan terbentuk karakter yang baik dari kegiatan
olahraga yang digelutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar