Senin, 15 Juli 2013

“FENOMENA SOSIAL DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA”



PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Secara sederhana filsafat dapat diartikan sebagai suatu bidang kajian yang berusaha memahami hakikat sesuatu secara mendalam. Demikian juga dengan filsafat olahraga merupakan kajian sebagaimana filsafat pada umumnya, berusaha untuk memahami hakikat, mempersoalkan suatu isu secara kritis, guna memperoleh pengetahuan yang paling hakiki dalam bidang keolahragaan. Dalam bidang keolahragaan, ada beberapa konsep daasar yang memerlukan pemahaman secara mendalam. Namun sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu apa sebanarnya yang dimaksud konsep.
Dalam perkembangannya sampai saat ini, olahraga kian meluas dan memiliki makna yang bersifat universal dan unik. Berawal dari sekedar kegiatan fisik yang menyehatkan badan, mengisi waktu luang, dan media eksistensi diri, akhirnya bergeser menjadi kegiatan yang multi kompleks, telah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fenomena-fenomena lain seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Sebagai sebuah fenomena global, olahraga terbukti memainkan peranan penting yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut. Olahraga dapat mempengaruhi berbagai aspek nilai hidup dan kebidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat, seperti nilai ekonomi, sosial, moral, politik, pendidikan, dan lain-lain.
Dinamika olahraga dan pengembangan nilai merupakan salah satu media yang positif untuk mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan, salah satu diantaranya mengembangkan nilai-nilai sosial. Sebab dalam olahraga syarat dengan sejumlah aktivitas yang mencerminkan kehidupan yang sebenarnya, termasuk kehidupan dalam kaitannya dengan nilai-nilai sosial.
Dinamika olahraga dan pengembangan nilai memainkan peranan penting dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat. Nilai nilai dalam olahraga sangat ter­kait dengan tradisi budaya masyarakat yang diwarisikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi lainya. Karena itu, olahraga merefleksikan nilai-nilai sosial suatu masyarakat.
Terkait dengan dinamika olahraga dan pengembangan nilai ini hal yang terkait adalah pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Penjaskes sebagai salah satu subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Penjas menurut Melograno (1996) dan AAHPERD (1999) adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena melalui pendidikan jasmani seorang guru dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama.
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan di atas maka dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut:
1.         Mengapa Sosiologi Olahraga Diperlukan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga?
2.         Bagaimanakah Peranan Olahraga Dalam pengembangan Nilai sosial?
C.        Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
1.         Untuk mengetahui perlunya sosiologi olahraga dalam pendidikan jasmani dan olahraga
2.         Untuk Mengetahui Peranan olahraga dalam pengembangan nilai-nilai sosial
                                          
BAB II
PEMBAHASAN
A.        Defenisi Sosiologi Olahraga, Penjas Dan Olahraga
a)        Defenisi Sosiologi
Bapak Sosiologi Dunia Auguste Comte (1798 – 1857)  , anggapannya sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu sosial statistics dan sosial dynamics. Sebagai sosial statistics sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sosial dynamics meneropong bagaimana lembagalembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Beberapa defenisi sosiologi pendidikan menurut  beberapa ahli:
v   Pengertian Sosiologi menurut Max Weber(1864-1920)
Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial.
v   Pengertian Sosiologi menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi  masyarakat kota, sosiologi agama, sosiolog hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya.Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus.
Jadi pengertian Sosiologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan manusia di lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu sosiologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai Sosiologi olahraga. Penerapan sosiologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari soiologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.
b)        Defenisi Pendidikan Jasmani
Definisi Pendidikan Jasmani ialah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia yang berupa sikap tindakan dan karya untuk diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght), perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
(a) Nixon and Cozens (1963: 51):  Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
(c) Bucher, (1979)                  :    Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif.
c)        Defenisi Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980)  yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik;  a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
Tujuan utama olahraga bukanlah pembangunan fisik saja melainkan juga pembangunan mental dan spiritual. Olahraga (Lama) ialah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan atas pilihan sendiri yang bermaksud menguatkan diri baik phisik maupun psychis tanpa mengharapkan suatu hasil materil tetapi mengharapkan kenaikan prestasi. Olahraga (baru) ialah membentuk manusia Indonesia Pancasila yang fisik kuat-sehat berprestasi tinggi, yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan kerja yang kritis kreatif dan sejahtera. Jadi Olahraga ialah suatu usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada tiap manusia. Lebih tegas dikatakan bahwa olahraga untuk mempertahankan existensi kemanusiaan dan untuk melakukan cita-cita hidup bangsa. Olahraga merupakan pembentukan fisik dan mental
B.        Perlunya Sosiologi Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Sosiologi olahraga mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan manusia di lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Sehingga dalam pertandingan seorang dapat meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan orang lain dengan mudah dan cepat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya dapat berkembang. Mereka tidak mudah tegang dan  cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan mudah berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang sosiologi olahraga, khususnya dalam bagaimana berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan.
Sosiologi olahraga juga diperlukan agar seseorang dapat dengan mudah berfikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan sosiologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
C.        Peran dan kedudukan olahraga dalam pengembangan nilai sosial.
Ada beberapa pembahasan yang berkaitan dengan olahraga dan pengembangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan
Pembahasan tersebut antara lain:
1.         Olahraga dan Perubahan Paradigma Hidup Manusia
Dalam rentang sejarah manusia sampai saat ini, aktivitas olahraga dan bermain selalu berhubungan secara integral dengan aspek sosial, politik, dan ekonomi. Di negara Yunani misalnya, pemain dan kontes olahraga didasarkan pada kepercayaan mitologi dan agama. Mereka memfokuskan pada minat para remaja pria dari kalangan masyarakat terpandang. Sementara itu, produknya berimplikasi terhadap terhadap dunia politik di luar perisitwa tersebut. Umumnya para atlet direkrut dari masyarakat lapisan bawah dan dibayar atau diikutsertakannya. Proses profe­sionalisme semacam ini terus berkembang hingga diresmikan asosiasi olahraga profesional pada Tahun 1990. Seperti kita ke­tahui peristiwa-peristiwa keolahragaan bagi masyarakat Romawi lebih menekankan pada hiburan bagi masyarakatnya. Peristiwa olahraga yang digelar didesain untuk upacara dan persembahan bagi para pemimpin politik dan juga untuk menenteramkan para pegawai di lingkungan pemerintah. Untuk itu, Para atlet yang direkrut untuk perisitiwa olahraga sering kali dipaksa untuk bertempur habis-habisan dalam menghadapi lawannya yang terkadang lawanya itu adalah binatang buas. Tipe olahraga semacam ini berkembang cukup lama di kerajaan Romawi. Kondisi ini berbeda dengan aktivitas olahraga di Eropa. Selama abad pertengahan direfleksikan pada jenis kelamin dan perbeda­an status dalam masyarakat. Keterlibatan mereka dalam aktivitas olahraga mengacu pada perwujudan diri sebagai satria. Bagi kalangan atas atau orang-orang terhormat permainan dan aktivitas olahraga telah berkembang menjadi aktivitas di waktu senggang.
Lainnya halnya selama awal revolusi industri, ruang untuk bermain yang secara umum telah membatasi keterlibatan aktivitas olahraga yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang kaya mulai bergeser ke olahraga prestasi. Pola semacam ini mulai berubah di Amerika Serikat selama pertengahan abad 19, dan dalam perkembangan lebih jauh, mulai diorganisasikanya dalam bentuk cabang-cabang olahraga yang mengarah pada olahraga prestasi.
Uraian singkat tersebut, menegaskan bahwa aktivitas olah­raga telah memberi pengaruh pada kehidupan manusia, baik, kehidupan agama, mengisi waktu Luang (rekreasi), patriotisme, dan prestasi. Bahkan dalam perkembangannya sampai sekarang, di negara-negara maju (khususnya Amerika) olahraga telah menjadi sebuah kegiatan kombinasi antara bisnis, hiburan, pendidikan, latihan moral, transfer teknologi, keperkasaan dan deklarasi politik. Namun demikian, olahraga juga menjadi kontes di mana orang mencari tantangan dan mencari variasi hidup. Segala sesuatu telah menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam fenomena sosial dimasa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
2.         Antara Golongan dan Mobilitas Sosial
Hubungan antara golongan dan olahraga tidak bisa dipisah­kan satu sama lain. Oleh karena itu, olahraga tidak dapat eksis jika orang tidak punya waktu, uang, fasilitas, dan pengalaman oraga­nisasi. Orang punya uang dan kekuasaan dapat mengoraganisasi olahraga, karena olahraga memerlukan dukungan ekonomi.
Pola keikutsertaan dalam olahraga di masyarakat mereflek­sikan dinamika dari hubungan antara kelompok. Sejauh ini, mereka sering mengkombinasikan dengan hubunganya antar jenis kelamin guna menciptakan kondisi. Hubungan antara golongan juga cukup berarti dalam mensponsori dan mempro­mosikan olahraga pada tingkat sekolah menengah. Krisis anggaran dalam penyelenggaraan olahraga di sekolah telah bisa diatasi melalui pencarian sponsor.
Peluang karier dalam olahraga cukup eksis, tetapi jumlah atlet biasanya terbatas dan waktunya singkat. Peluang lain, termasuk dalam hal kepelatihan, kesehatan olahraga, pelatihan dan manajemen. Peluang untuk menjadi atlet profeisonal sangat terbatas bagi wanita dan kelompok minoritas. Seperti, kulit hitam jumlahnya terbilang sedikit yang meraih popularitas dalam olahraga.
3.         Nilai Sosial dalam Olahraga Komersial
Olahraga komersil adalah jenis olahraga yang pelaksanaan diarahkan pada orientasi ekonomi. Olahraga komersial ini di bentuk oleh faktor-faktor ekonomi di mana uang menjadi mengemuka pada saat mereka tampil di pentas, dan tidak jarang hanya demi uang unsur sportifitas terabaikan. Alangkah baik­nya apabila uang itu sebagai pemacu prestasi atlet dan bukan pemicu kebobrokan atlet.
Sejauh ini, olahraga komersil telah mengglobal dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia. Olahraga komersial nampak telah menjadi bagian dari masyarakat masa kini. Perkembanganya dipadukan dengan urbanisasi, industrialisasi, pengingkatan transportasi, dan teknologi komunikasi.
Olahraga komersil merupakan bisnis yang unik. Pemilik dan sponsor adalah orang yang sukses dalam bisnis di mana mereka mampu membayar atlet berikut timnya sementara mereka Yang peroleh adalah kepuasan dan pengakuan publik. Investasi dalam olahraga seringkali beresiko, tetapi Investasi tersebut telah memberikan keuntungan secara meyakinkan untuk pemilik dan sponsor yang memiliki hak monopoli terhadap atlet atau tim yang dipegangnya.
Olahraga komersial juga telah mengakses para atlet mema­suki panggung hiburan, para atlet dapat menghangatkan suasana ajang pertandingan berkaitan dengan hak-hak dan penghasilan menjadi penting. Dalam olahraga profesional isu mengenai hak-­hak pemain telah menjadi perhatian utama. Hak mereka terangkat gajipun meningkat. Gaji mereka akan semakin bertambah dari televisi yang menyiarkan pertandingan mereka.
4.         Dinamika Hubungan Olahraga dengan Media
Media merupakan produk budaya dan wujud dari konstruksi sosial. Media dibuat, diorganisasi, dan dikontrol oleh manusia Yang ide-idenya didasarkan pada pengalaman dan persfektif pada dunia. Olahraga dan media perkembangannya amat bergantung pada yang lain. Olahraga dan media dapat bertahan tanpa yang lain, tetapi olahraga dan media akan berbeda dari yang ada sekarang. Bentuk-bentuk komersial dari olahraga tidak akan tersebar luas tanpa dukungan media. Tanpa tayangan olahraga melalui media, orang akan sangat kecil memberikan perhatian terhadap olahraga.
Media juga dapat bertahan tanpa olahraga. Tetapi akan terbatas, khususnya surat kabar dan televisi. Sirkulasi surat kabar mungkin akan turun, dan program televisi pada akhir pekan dan hari libur akan berkurang perhatianya dari pemirsa. Lebih penting daripada mencoba untuk menentukan apakah olahraga dan media asing akan bergantung adalah memahami cara-cara menyatukan olahraga kedalam kehidupan umat manusia. Hubungan yang saling menguntungkan antara keduanya. Sejarah di Amerika utara memperlihatkan bahwa hubungan antara olahraga dan televisi telah dikembangkan dalam konteks budaya yang lebih luas, keuntungan komersial media mendapatkan prioritas utama.
Pengaruh media olahraga dalam kehidupan kita bergantung kepada seberapa banyak informasi tentang olahraga yang kita dapatkan melalui media tersebut dan berapa banyak kita menda­patkan melalui pengalaman langsung. Pengalaman langsung dengan olahraga mempengaruhi bagaimana kita menginterpre­tasikan dan menggunakan apa yang kita baca, dengar, dan lihat di media. Untuk kepentingan banyak hal, kiranya Perlu dilakukan penelitian dalam sosiologi olahraga yang mengkaji tentang proses representasi olahraga yang terjadi melalui media, dan bagaimana penonton televisi memanfaatkan pesan-pesan kehidupan yang terkandung dalam olahraga melalui media.
5.          Hubungan olahraga dengan Politik
Olahraga merupakan bagian integral dari dunia sosial. Sebagai bagian dari dunia tersebut, olahraga dipengaruhi oleh sosial, politik dan ekonomi. Kehidupan umat manusia dan hubunganya dengan yang lain setidaknya terkait secara parsial dengan isu-isu kekuasaan dan kontrol. Untuk itu, politik menjadi bagian dari olahraga hanya oleh karena politik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia hal tersebut tidak dapat dihindar­kan.
Intervensi pemerintah dalam olahraga sesungguhnya terkait dengan kebutuhan akan sponsor, organisasi dan fasilitas. Fakta tersebut menunjukan bahwa olahraga adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat. Bentuk keterlibatan pemerintah dalam olahraga adalah ingin merubah masyarakat, seperti: (1) melin­dungi dan memelihara masyarakat, (2) mengembangkan kemam­puan fisik dan kebugaran jasmani masyarakat, (3) mengangkat harkat dan martabat kelompokmasyarakat, (4) menanamkan rasa solidaritas antar warga masyarakat, dan (5) meningkatkan legitimasi sistem politik dan kekuasaan. Keterlibatan pemerintah yang terjadi di sebuah negara akan terkait langsung dengan penyediaan fasilitas dan pemanfaatanya. Biasanya aturan dan kebijaknya ditentukan oleh pemerintah.
Peraturan, kebijakan dan pendanaan oleh pemerintah merefleksikan perjuangan politik antara kelompok dalam masya­rakat. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa orang akan selalu untuk saat pemerinah terlibat, tetapi dimaksudkan untuk saling meng­untungkan antara pemerintah dan masyarakat. Contoh, saat dana diberikan untuk program olahraga elit, sedikit sekali dana diberi­kan untuk program olahraga massal. Tentu saja, prioritas dana dapat diperuntukan bagi olahraga massal daripada olahraga elit, titik persoalan tersebut seringkali menjadi bahan perdebatan. Inilah proses politik yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam dunia olahraga dan seringkali memunculkan polemik berkepan­jangan.

 
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan 
1.     Sosiologi olahraga mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik dengan manusia di lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Sehingga dalam pertandingan seorang dapat meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan orang lain dengan mudah dan cepat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya dapat berkembang.
2.      Peranan dan Kedudukan Olahraga dalam Pengembangan Nilai Sosial
·         Olahraga dan Perubahan Paradigma Hidup Manusia
·         Antara Golongan dan Mobilitas Sosial
·         Nilai Sosial dalam Olahraga Komersial
·         Dinamika Hubungan Olahraga dengan Media
·         Hubungan olahraga dengan Politik
3.      Dinamika olahraga dan pengembangan nilai memainkan peranan penting dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat. Nilai nilai dalam olahraga sangat ter­kait dengan tradisi budaya masyarakat yang diwarisikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi lainya. Karena itu, olahraga merefleksikan nilai-nilai sosial suatu masyarakat.
B.      Saran
1.      Sebagai insan yang bergelut didalam dunia olahraga kita harus mengetahui dan memahami sosiologi olahraga sebagai ilmu yang mampu membantu untuk mencapai tujuan dari Olahraga.
2.      Nilai-nilai positif dalam olahraga seyogyanya mampu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai nilai nilai luhur dalam kehidupan bermasyrakat.
3.      Fenomena-fenomena sosial dalam olahraga harus lebih dipelajari dan dihayati sebagai ilmu sosial yang kelak akan bermanfaat untuk mencapai sistem sosial yang ideal